Senin, 25 Mei 2015

Cerpen - 100 Hari

Rizal dan Arimbi sedang duduk di taman kampus, tanpa melakukan kegiatan apapun. Mereka hanya memandangi langit. Sementara sahabat - sahabatnya mereka yang lain sedang asyik bercanda ria dengan kekasihnya masing - masing.

"Aku bosan. Aku berharap, aku juga mempunyai pacar yang bisa berbagi waktu denganku." ucap Arimbi memecahkan ke sunyian.

"Kelihatannya cuma kita berdua yang masih berstatus single." jawab Rizal

"Aku ada ide yang bagus nih, bagaimana kalau kita buat game?" ucap Arimbi

"Hmmm... Permainan apa?"

"Hmmm... Bagaimana kalau kamu jadi pacarku. Tapi cuma 100 hari saja?'' jawab Rizal pasrah.

"Seperti tak ikhlas saja jawabanmu. Antara mau dan tidak. Semangatlah dikit. Hari ini akan jadi hari pertama kita bercouple. Sekarang kita mau kemana?" tanya Arimbi.

"Bagaimana kalau kita pergi lihat wayang? Kalau tak salah citter PGL sedang now showing nih.. Dan katanya sekarang Citter lagi best. Dia sudah dapat 4 bintang?"

"Okeh,,, ayo kita pergi sekarang. Sehabis nonton, kita pergi karaoke ya, bagaimana kalau kita ajak Aldi dan Resti juga?"

"Boleh juga"

Akhirnya mereka berdua pergi nonton wayang, sehabis itu mereka pergi karaokean setelah itu Rizal mengantar Arimbi pulang ke rumahnya.

Hari ke 2

Rizal dan Arimbi menghabiskan waktu mereka bercanda di sebuah cafe. Suasana cafe yang remang - remang dengan sedikit alunan musik yang syahdu membawa mereka kepada situasi yang romantiis. Sebelum pulang, Rizal membelikan sebuah kalung perak yang ada buah kalungnya berbentuk bintang untuk Arimbi.

Hari ke 3

Mereka pergi jalan - jalan ke Mall untuk membeli hadiah ulang tahun untuk Mukhlis (salah satu sahabat Rizal). Setelah mereka merasa lelah berkeliling mall, mereka memutuskan untuk membeli sebuah jam tangan. Setelah itu mereka beristirahat dan duduk di foodcourt, makan sepotong kue dan minum segelas jus. Mereka pun akhirnya mulai berpegangan tangan untuk yang pertama kalinya.

Hari ke 7

Rizal dan Arimbi bermain bola bowling dengan teman - temannya. Karena hal ini untuk yang pertama kalinya Arimbi bermain bowling, Arimbi merasa sakit di tangannya. Kemudian Rizal memijit - kijit tangan Arimbi.

Hari ke 26

Rizal mengajak Arimbi untuk makan malam di sebuah cafe yang berada di tepi pantai. Bulan sudah menampakkan drinya, langit yang begitu cerah menghamparkan ribuan bintang dalam pelukannya. Mereka duduk menunggu makanan sambil menikmat desir angin berpadu dengan suara gelombang bergulung di pantai. Sekali Arimbi melihat bintang dan melihat ada bintang jatuh (shooting star). Dia mengucapkan suatu permintaan dalam hatinya.

Hari ke 41

Hari ini adalah hari ulang tahun Rizal. Dengan susah payah Arimbi membuat sebuah kue kek ulang tahun untuk Rizal. Walau pun itu bukan kue yang pertama kali di buatnya. Tapi, rasa sayang yang hadir di dalam hatinya yang membuat kue itu menjadi kue terbaik buatannya. Rizal senang sekali menerima kue buatan Arimbi. Dan pada saat dia meniiup lilin tersebut, Rizal mengucapkan suatu harapan saat meniup lilin itu.

Hari ke 67

Rizal dan Arimbi menghabiskan waktu mereka di Sunway lagoon. Berjalan beriringan di The World's Longest Pedestrian Suspension Bridge sambil menikmati indahnya panoraman di sekeliling mereka. Naik The Viking, makan eskrim bersama dan mengunjungi salah satu kios permainan. Rizal menghadiahkan sebuah boneka Teddy Bear yang sangat besar bermata biru untuk Arimbi. Sementara itu Arimbi membelikan sebuah Mp3 thumbdrive player untuk Rizal.

Hari ke 71

Rizal dan Arimbi pergi ke Suntec City di Temasik. Untuk melihat meriahnya pameran dari negri china. Arimbi mengajak Rizal mengunjungi salah satu kios "Fortune Telling". Sang peramal hanya mengatakan "Harga waktumu bersamanya mulai sekarang" kemudian sang peramal meneteskan airmata.

Hari ke 85

Rizal mengajak Arimbi untuk pergi ke pantai. Sebuah pantai yang bernama Desaru, suasana pantai saat itu lagi sepi. Karena, memang bukan waktu libur untuk orang lain.Merekan melepaskan sandal dan mulai berjalan mengelilingi pantai dengan berpegangan tangan. Merasakan lembutnya pasir dan dinginnya air laut yang menghempas di kaki mereka. Matahri mulai terbenam dan mereka berpelukan seakan - akan tidak ingin berpisah lagi.

Hari ke 99

Rizal memutuskan kalau hari ini mereka menjalankan hari dengan santai, sambil berputar - putar tanpa arah dan tujuan dan akhirnya mereka duduk di sebuah taman.


1520 hour

"Rizal, aku haus, aku cari minum sebentar ya."

"Biar aku aja yang pergi beli minum. kamu tunggu disini aja ya. Aku mau minum Green Tea. Kamu minum apa?"

"Biar aku aja yang pergi tuk cari minum ya, kamukan capek habis keliling - keliling. Sebentar ya." pinta Arimbi

Rizal akhirnya mengangguk, kakinya memang sedang kram saat itu.

1530 hour

Rizal sudah menunggu selama 10 menit, namun Arimbi belum kunjung datang dengan membawa minuman. Tiba - tiba seseorang yang tidak di kenalinya berlari menghampiri Rizal dengan wajah yang sangat panik.

"Ada apa, Pak?" tanya Rizal

"Ada seorang perempuan di tabrak mobil, sepertinya wanita itu teman kamu."

Rizal segera berlari bersama dengan orang - orang yang berada di tempat itu. Disana, di atas jalan yang panas berjemur terik matahari siang, tergeletak tubuh Arimbi bersimbah darah yang masih memegang botol minumannya. Rizal langsung menlpon ambulance dan langsung mengikuti Arimbi ke rumah sakit. Bersama - sama ambulance selama 8 jam 10 menit, Rizal tidak merasa senangduduk menunggu di ruang tunggu. Sebentar berdiri, sebentar mondar mandir.Pikiran Rizal sangat kacau, tidak begitu lama seorang dokter keluar dengan wajah yang penuh penyesalan.

2353 hour

"Maaf, tetapi kami sudah berusaha semampu kami dan memberikan yang terbaik untuknya. Sekarang dia masih bernafas, tapi sebentar lagi Tuhan akan memanggilnya. Kami menemukan surat ini di dalam sakunya." ucap sang dokter sambil memberikan sepucuk surat kepada Rizal.

Rizal menerima surat itu, kemudian berlalu untuk masuk ke dalam ruangan Arimbi,. Wajah Arimbi sangat pucat akan tetapi terlihat damai. Rizal duduk di samping pembaringan Arimbi kemudian menggenggam erat tangan Arimbi. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya Rizal merasakan goresan luka yang sangat dalam di hatinya. Butiran airmata mengalir dari kedua matany. Kemudian dia mulai membaca surat yang telah di tulis oleh Arimbi.

Sahabatku Rizal...

100 hari kita sudah hampir habis. Jujur aku menikmati hari - hari saat aku bersamamu. Walaupun terkadang kau buat aku merasa sedih dan terkadang kau buatku bahagia. Akan tetapi, semua itu justru membawaku ke titik kebahagiaan dalam hidupku. Aku menyadari, bahwa kau adalah sosok pemuda yang berharga dalam hidupku. Aku menyesal tidak pernah berusaha untuk mengenalmu lebih dalam lagi sebelumnya. Sekarang aku tidak meminta apa - apa, aku hanya berharap kalau kita bisa memperpanjang hari - hari kebersamaan kita. Sama halnya seperti yang aku ucapkan pada bintang jatuh (shooting star) itu di pantai. Aku ingin kau menjadi cinta sejati dalam hidupku. Aku ingin menjadi kekasihmu selamanya dan berharap kau juga akan berada di sisiku seumur hidupku. Rizal aku sangat sayang padamu...

2358 Hour

"Arimbi,,, apakah kau tahu harapan apa yang ku ucapkan dalam hati saat aku meniup lilin ulang tahunku? Aku pun berdo'a agar Tuhan mengizinkan kita bersama - sama selamanya. Rimbi, kau tidak boleh meninggalkan aku! Hari yang kita lewati baru berjumlah 99 hari! Kau harus bangun dan kita akan melalui ribuan hari bersama - sama! Aku juga sayang padamu, Arimbi. Jangan tinggalkan aku,,, Sayang.... Jangan biarkan aku kesepian! Aku sayang kamu...."

Jam di dinding berdentang 12 kali... Jantung Arimbi berhenti berdetak. Hari itu adalah hari ke 100...

Sedikit renungan...

Jika kamu mencintai seseorang, ungkapkanlah sebelum itu terlambat. Karna, kamu tidak akan tahu apa yang akan terjadi besok. Kau tidak akan pernah tahu siapa yang akan meninggalkanmu dan tidak akan pernah kembali lagi.

True love doesn't always have a happy ending, because true love never ends... Be more concerned with your character is what you really are, while your reputation is merely what others think you are.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar