Jumat, 24 April 2015

Cerbung - Goresan Luka Terdalam (EPS 5)

"Nape, Loe?" tanya Yogi ke Mira

"Ramon,,, dia nolak gua." jawab Mira sambil menangis

"Yah, di tolak malah nangis, Noh ada si cungkring yang setia ama loe."

"Gua sedih bukan karena, cinta gua, bertepuk sebelah tangan. Tapi si Ramon malah nembek Yunus. Masa, coba kamu bayangin, gimana sakitnya di bandingin dengan seorang cowok."

"What? Ramon Gay?" tanya si cungkring.

Sementara teman - temannya sibuk ngobrol. Andri hanya memberikan sebuah tatapan sinis ke arah adiknya. Entah apa yang terlintas di dalam pikirannya saat itu.

Begitu juga dengan Yunus, dia merunduk takut melihat tatapan yang di berikan oleh kakaknya.

Jam istirahat telah usai, sekarang saatnya para murid kembali ke dalam kelasnya masing - masing.
Tidak seperti biasanya, kali ini Andri tidak pernah berbicara kepada adiknya. Dia hanya konsentrasi ke mapel yang sedang di ikutinya.

Bahkan sampai di jam pulang sekolah, Andri tetap tidak menegur adiknya. Hingga akhiirnya Yunus menegurnya.

"Ada apa denganmu, Bang? Kenapa hari ini kamu berubah?" tanya Yunus.

"Tidak apa - apa... Aku cuma lagi malas berbicara... Iya kemarin siang aku lihat kamu dengan Ramon di restoran sierra... Kelihatan kalian sedang asyik ngobrol, ngomongin apa?"

"Oh, kemarin itu Handphonenya jatuhdi jalan dan aku yg menemukannya, kemudian dia menelpone kemudian dia buat janji buat ngambil Handphonenya itu di restoran sierra... Mau kerupuk?" jawab Yunus sambil menyodorkan kerupuk ke kakaknya

Mendengar jawaban dan tawaran kerupuk dari adiknya itu, Andri jadi marah. Bahkan dia menepuk kerupuk yang di sodorkan oleh Yunus hingga jatuh ke tanah, kemudian dia berlari meninggalkan tempat itu.

"Abang, ada apa denganmu..." Yunus yang sedikit kaget menerima perlakuan kasar yang tidak tahu salahnya dimana kemudian mengejar abangnya itu. "Tunggu aku, Bang"

Andri tidak memperdulikan panggilan adiknya itu. Dia terus berlari dan menghidupkan sepeda motornya, meninggalkan Yunus sendiri.

***

Jam telah menunjukkan pukul 09:00 malam. Namun Yunus belum juga tiba di rumah. Sementara Andri yang berada di rumah, merasa bersalah karena telah memarahi adiknya. Tidak seharusnya dia berbuat hal demikian, belum tentu apa yang ada di dalam pikirannya itu benar.

Kemudian dia putuskan untuk mencari adiknya,  di telusurinya semua tempat yang biasa dia pergi bersama dengan adiknya, namun hasinya nihil. Dia belum bisa menemukan dimana keberadaan adiknya itu. Akhirnya dia teringat di suatu tempat yaitu sebuah sungai Citarum

Andri pun memacu sepeda motornya kearah sungai citarum, dia sangat yakin kalau adiknya sekarang berada di tempat itu. Disungai itu terdapat sebuah pelabuhan yang terbuat dari kayu. Dia teringat waktu itu adiknya pernah berbicara kalau dia lagi ada masalah dan tak ingin di ganggu, maka tempat yang paling nyaman buatnya adalah pelabuhan itu. Karena selain sepi tempat itu juga bisa di jadikan sahabat buatnya.

Benar saja setibanya Andri disana, dia menemukan adiknya tengah duduk termenung menatap ke arah arus sungai citarum.

Andri kemudian melangkahkan kakinya menuju ke arah adiknya. "Apa yang kamu lakukan disini sendiri.?"

Yunus yang terkejut melihat kedatangan kakaknya kemudian bediri dan menghadap ke arah kakanya. "Aku cuma lagi ingin sendiri, dan mencoba untuk mencari tahu, dimana letak kesalahanku. kenapa abang marah denganku?"

Mendengar penuturan dari adiknya, kemudian Andri memeluk adiknya ang saat itu tepat berada di depannya. "Kamu tidak salah, aku yang salah. Aku terlalu menyayangimu. Hingga aku merasa cemburu jika melihatmu bersama orang lain, entah itu seorang perempuan atau pun laki - laki."

Yunus yang kaget mendengar penuturan kakaknya kemudian melepas pelukan kakaknya, kemudian dia berkata. "Apa, Bang? apa aku tidak salah dengar?"

"Ya, aku mencintaimu selayak aku mencintai kekasihku, bukan sebagai adik dan kakak. Aku tahu rasa yang aku miliki ini salah. Tapi, aku punya prinsip hidup. Kalau kamu jatuh cinta kepada seseorang, kamu harus jujur dan mengutarakannya. Karna waktu itu sangat berharga. Sekarang terserah kamu, mau benci aku, mau marah ke aku. Tapi aku minta kamu jangan pernah berubah setelah mengetahui isi hatiku."

Yunus hanya terdiam mendengar pengakuan abangnya itu. Dia tidak mampu untuk berkata apa - apa. Namun di hatinya juga ada sedikit kebahagiaan itu terlihat dari wajahnya yg terlihat berseri dan sedikit tersenyum.

Melihat reaksi adiknya yang diam tapi mau, Andri kemudian meletakkan tangannya di antara telinga dan dagu Yunus. dengan begitu perlahan dia mulai mendekatkan wajahnya ke arah adik yang telah diangkatnya menjadi kekasihnya.

Yunus yang merasa aneh, sedikit gugup. Kenapa tidak, selama ini dia belum pernah merasakan yang namanya ciuman. Jangankan dengan seorang cowok, dengan perempuan pun dia belum pernah melakukan yang namanya ciuman di bibir. Dia hanya pasrah dan menutup matanya, di hatinya dia menolak hal itu. Namun disisi lain dia juga segan untuk menolaknya.

Sementara itu, Bibirnya Andri semakin mendekati arah lawan, yaitu bibirnya Yunus. hanya tinggal beberapa cm saja Andri memajukan wajahnya. maka terjadilah sebuah ciuman yang tak seharusnya terjadi itu.

Andri yang membuka mata dan melihat terpancar sedikit ketakutan di wajah kekasihnya kemudian memajukan wajahna dengan cepat. Akan tetapi dia menyerongkan arah. Dia tidak mencium bibir adik tirinya itu melainkan dia mencium keningnya.

Mungkin ada sekitar 3 menit Andri membiarkan bibirnya mendarat di kening Yunus barulah dia melepaskan dan menjauhkan bibirnya dari kening adiknya. "Sungguh aku benar - benar mencintaimu" ucap Andri kemudian

"Terima kasih, Abang. Aku juga mencintaimu jauh dari lubuk hatiku" balas Yunus ang kemudian menciium pipi kanan kekasih barunya sekaligus kekasih pertamanya. "Aku mau, Abang berjanji tidak akan meninggalkan aku, walau apapun yang terjadi."

"Oke, aku berjanji akan sealu menjagamu dan menyayngimu seumur hidupku."

"Janji" ucap Yunus kemudian sambil mengulurkan jari kelinking ke arah kekasih barunya itu.

"Janj" ucap Andri yang kemudian menyambut jari kelinking Yunus dengan jari kelinkingnya.

 Setelah selesai mengucap janji, sepasang kekasih itupun pergi meninggalkan tempat itu.

Rabu, 22 April 2015

Cerbung - Goresan Luka Terdalam (EPS 4)

Semenjak kejadian di parkiran sekoah tempo hari, akhirnya Andri yang semula kasar, jahat bahkan tidak pernah bertutur sapa yang lembut, kini berubah. Bahkan sekarang dia yang merawat dan mengobati luka gores akibat kecelakaan tempo hari.

Andri yang penyayang, lembut dan sopan kini telah kembali. Sekarang dia sudah tidak pernah lagi keluyuran jika waktu untuk pulang dari sekolah, ia langsung pulang kerumah dan menghabiskan waktuna untuk bermain bersama adiknya. Ya sekarang Yunus bukan lagi adik tiri bagi Andri.

Waktu mereka banyak di habiskan bersama di rumah, kadang mereka membuat gambar, kadang memainkan permainan robot dan terkadang mereka online dan saling chat seperti orang yang tidak saling kenal, memalalui situs sosial media facebook yang mereka miliki.

Andri bahkan membelikan Yunus handphone keluaran terbaru yang bermerk Samsung S4. yang pada saat itu belum ada satu orang pun yang memakai handphone canggih yang di keluarkan oleh Samsung itu. Menerima hadiah itu Yunus merasa senang dan sangat berterima kasih. baginya bukan karena hadiahnya yg bagus atau mewah, Yunus merasa senang karena akhirnya dia bisa merasakan kasih sayang dari seorang saudara, dia merasa bahagia ternyata Tuhan telah mengabulkan do'anya dan memberikan dia seorang kakak yang bisa menyayanginya.

Sekarang Yunus tak lagi sendiri jika pulang dari sekolah, karena sekarang dia selalu bersama dengan kakak barunya. Bahkan di rumah mereka selalu bekerja sama, dalam hal menyiapkan sarapan, makan siang bahkan makan siang bahkan membereskan tempat tidur. Ya sejak kejadian itu sekarang Yunus dan Andri sudah tidak lagi tidur terpisah, mereka tidur sekamar di kamarnya Andri. Karena, andri yang meminta Yunus, maka Yunus tidak bisa menolak ajakan kakaknya itu.

***

Hampir Tujuh bulan sudah Andri dan Yunus hidup rukun dan damai. Tidak ada lagi yang namanya pertengkaran diantara mereka. Yang ada hanyalah kasih sayang antara adik dan kakak.

Andri, Yunus, Yogi, Sandi (cungkring), Mira (si gendut) dan Siti inilah nama - nama dari gank MAYSY (nama gank di ambil dari nama depan mereka, M=Mira A=Andri Y=Yunus S=Siti Y=Yogi) di sekolah mereka semua satu kelas dan saling tolong menolong jika ada di antara mereka yang memerlukan bantuan.

Pernah suatu hari, Yunus bermaksud untuk menembak cewek yang duduk di kelas 3 di sekolah itu. Pada suatu hari, Yunus sengaja untuk mampir di sebuah toko untuk membeli seikat bunga mawar merah, dia bermaksud untuk menembak Santi. Gadis yang di taksirnya. Setiba di sekolah, Yunus langsung menuju ke kelas 3a untuk mencari dan mengutarakan maksud hatinya, namun saat itu kebetulan Santi tidak masuk karena sakit. Kemudian dengan lunglai Yunus pun kembali ke kelasnya, kemudian duduk diantara teman - teman dan tepat di sebelah kakaknya. Kemudian teman - temannya bertanya.

"Bunga buat siapa, Yun?" tanya Sandi

"Tadinya aku pengen memberikannya ke, Santi. Tapi dia tidak masuk."

"Daripada mubazir, mending buat aku aja bunganya" ucap Mira kemudian berdiri dan mengambil bunga itu. "Yunus, bantu aku ya, tuk mengutaran cinta ke Ramon."

"Ah, loe, Mir... Sudah bunga punya ku, masa harus aku lagi yang harus biangin ke Ramon?" jawab Yunus sedikit bercanda

"Pleas,,, bantu ya... Ini aku juga sudah nyiapin kado, buat, Ramon." ucap Mira sambil menyerahkan sebuah bingkisan.

"Okay, tapi kamu juga harus ikut." jawab Yunus sekenanya.

"Aku malu, Aku takut kalau nantinya, Ramon bakalan nolak aku."

"Itu sudah resiko, di terima ya syukur, kalau di tolak harus berlapang dada... Gimana mau gak?"

"Baiklah, tapi aku terima bersih, ya. Kamu yang berikan ini dan mengutaran isi hatiku ke Ramon."

"Okelah. Yok kita ke kelasnya." ucap Yunus sambil menarik tangan Mira dan membawanya menuju ke kelas 3a, kelasnya Ramon.

Setibanya di kelas 3a, di situ terlihat Ramon sedang asyik memainkan sebuah gitar dan menyanyikan lagu bersama teman - temannya.

Yunus dan Mira kemudian mendekati Ramon, kemudian dengan sedikit gugup dia kemudian mengeluarkan bingkisan yang telah disediakan Mira, "Maaf, mengganggu. Saya ada perlu dengan Ramon."

"Iya, ada apa, Yun." Ramon menyambut ucapan Yunus

"Hmmm... aku ingin menyerahkan ini." ucap Yunus sambil menyodorkan sebuah bingkisan. beserta bunga yang tadinya ingin di berikannya kepada Santi.

"Ini, apa?'' tanya Ramon penasaran

"Ini adalah bentuk cintanya Mira ke kamu, Mon. Dia mencintaimu, sudah lama dia memendam rasa cintanya ini, namun dia tidak berani untuk mengungkapkannya langsung. ucap Yunus.

Sementara Mira hanya berdiri menatap kebawah, dia merasa malu oleh ucapan yang barusan di sampaikan oleh temannya itu.

Mendengar penuturan Yunus, Ramon merasa sedikit terkejut, kemudian berkata. "Maaf, Yun. Bukannya aku tidak mau menerima pemberian Mira atau menerima cintanya Mira. Tapi aku sudah terlanjur jatuh cinta dan sayang kepadamu. Ya aku tahu rasa ini tidak seharusnya ada, tapi aku tidak bisa menolak hasrat di hatiku, yang menyatakan kalau aku mencintaimu."

Mendengar penuturan Ramon yang begitu spontan, merasa dirinya di hina sebagai seorang perempuan. Sembari menangis kecil, Mira berlari meninggalkan tempat itu.

Yunus yang kemudian menyadari bahwa, temannya telah keluar meninggalkan tempat itu pun kemudian meninggalkan bingkisan serta seikat bunga itu di hadapannya Ramon. Kemudian dia berlari mengejar Mira.

Melihat Mira menangis tersedu, Andri and the gank yang kebetulan sedang bersantai bersama dengan teman - temannya di taman sekolah kemudian memanggil dan menuntun Mira agar bisa tenang dan menceritakan apa yang telah terjadi.


Selasa, 21 April 2015

Cerbung - Goresan Luka Terdalam (EPS 3)

\Mendapat perlakuan kasar dari saudara tirinya, Yunus hanya bisa diam. Karena baginya percuma saja melawan. itu hanya akan menambah masalah baru.

 Semenjak Yunus masuk bersekolah di tempat di mana Andri menuntut ilmu. Kebenciannya terhadap Yunus pun semakin bertambah. Dia semakin menindas dan memperlakukan adik tirinya itu semena - mena. Dari mulai menyiapkan sarapan pagi, membawakan tasnya, bahkan Andri tidak pernah menulis, semua Yunus yang melakukannya. jika tiba di rumah barulah Yunus menyalin semua pelajaran yang di pelajarinya tadi di sekolah. seementara Andri seusai pelajaran tidak pernah langsung pulang kerumah, dia pulang jika hari telah larut dan seisi rumah sudah tertidur lelap.

 ***

 Dilapangan sekolah terlihat siiswa kelas 2 SMANSA sedang asyik bermain basket, begitu juga dengan Andri. Andri sangat menyukai jenis olahraga ini, dia sangat lincah memainkan dan membawa bola. Bahkan dia termasuk salah seorang siswa yang mewakili sekolahnya untuk bertanding jika ada pertandingan antar sekolah.

 Berbeda dengan Yunus, dia hanya menonton dan memperhatikan kelincahan Andri dalam bermain basket. sebenarnya dia ingin pergi dan meninggalkan tempat itu, namun karena takut akan dimarahi oleh Andri. makanya dia terus bertahan dan rela panas - panasan menonton kakaknya bermain bola basket.

 Setelah permainan usai, kemudian Andri dan Yunus menuju ruang ganti. Walaupun Yunus tidak ikut bermain, tapi dia harus ikut dan menyiapkan pakaian Andri. Ya Yunus di perintahkan Andri untuk menyiapkan segala sesuatu keperluannya. Semua pakaian Andri, Yunus yang mengambilkan. Bahkan sepatunya Yunus juga yang harus memakaikan dan mengikatkan.

 Saat Yunus ingin mengikatkan sepatu Andri, tiba - tiba Mira teman satu kelas dengan mereka melihat kejadian itu langsung memarah Andri, karena telah bersikap yang tidak semestinya terhadap adik tirinya. Semua siswa dan siswi yang satu kelas dengan mereka sudah mengetahui kalau Andri dan Yunus itu saudara tiri.

"Andri, kamu sudah keterlaluan. Mengapa kau perlakukan adikmu sendiri seperti pembantu? Pembantu saja tidak ada yang mau mengiikatkan tali sepatu orang dewasa seperti kamu." bentar Mira yang langsung menarik Yunus berdiri.

"Apa urusan kamu? terserah gua mau nyuruh dia apa!!! orang macam dia memang harus di perlakukan seperti ini."

 Perkelahian antara Mira dan Andri semakin sengit. Yunus yang tak ingin mendengar kakak tirinya itu di maki oleh temannya kemudian melerai perkelahian itu. "Sudahlah inii masalah sepele, apa salah salah jika aku membantu untuk mengikat tali sepatu kakakku sendiri?" kemudian Yunus kembali duduk dan meneruskan pekerjaannya tadi yaitu mengiikat kedua tali sepatu yang berada di kaki kakak tirinya.

 Mira dan teman - temannya kemudian pergi meninggalkan tempat itu setelah Yunus selesai mengikat tali sepatu.

"Terima kasih telah membelaku." bisik Andri yang kemudian berlalu meninggalkan tempat itu.

 Yunus merasa senang sekali, karena baru kali itu Andri berucap dengan nada yang begtu sopan. Dan dia berharap semoga saja Andri bisa menerimanya sebagai saudara layaknya saudara kandung.

 Jam pulang sekolah pun telah tiba. Dilapangan parkir sekolah terlihat Andri sedang berjalan kearah motornya, dia bersiap - siap untuk pulang. Namun tanpa di sadarnya di belakangnya ada sebuah motor yang sedang berjalan dengan kecepatan yang agak tinggi, yang sepertinya memang sengaja di arahkan ke arahnya Andri.

 Yunus yang memang tidak jauh dari kakaknya itu pun melihat motor itu, karena rasa sayangnya yang tulus terhadap kakaknya. Kemudian Yunus berlari ke arah Andri, Untung saja Yunus tepat waktu, ketika motor tersebut berada tepat di belakang Andri, Yunus menolak Andri dengan tenaga penuh. Dan kemudian tangan Yunus terkena stank motor tersebut, dan membuatnya harus terjatuh dan terluka kecil di bagian tangan dan kakinya.

 Andri yang menyadari dirinya telah diselamatkan adik tirinya yang selama ini di bencinya langsung berdiri dan berlari ke tempat dimana Yunus terjatuh, melihat luka yang ada di tubuh adik tirinya itu dengan sigap dia berteriak dan menyuruh orang - orang yang ada di sekitar situ agar membopong Yunus ke motornya. Sementara Andri sendiri langsung mangambil dan menghidupkan motornya.

 Andri membawa Yunus ke rumah sakit. Setiibanya di depan rumah sakit, Yunus yang takut akan jarum suntik tidak mau masuk. Dia hanya meyakinkan kakaknya kalau lukanya tidak parah, hanya lecet saja.

Minggu, 19 April 2015

Cerbung - Goresan Luka Terdalam (EPS 2)


Hari demi hari telah terlewati, tidak terasa sudah Delapan hari Andri dan Yunus hidup satu atap dan tidak pernah saling sapa satu sama lain. Sementara Ayah dan Ibu mereka pergi keluar kota untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Kehidupan Andri sekarang berubah drastis. Andri yang dulunya hanya menghabiskan waktunya bermalas - malasan, sekarang sering keluar malam bersama teman - temannya. Bahkan sehabis pulang dari sekolah dia tidak langsung kerumah. Dia pulang kerumah hanya pada saat larut malam. Saat Yunus sudah terlelap.

Namun bukan berarti Andri menghabiskan waktunya untuk pesta atau berfoya - foya untuk minum bir atau mabuk - mabukan, melainkan dia hanya ngumpul dan bersenda gurau dengan temannya. Karena Andri anak yang baik, dia tahu mana yang harus dan tiidak harus dia lakukan.

Pernah sekali, waktu itu ada pasar malam yang letaknya tidak begitu jauh dari tempat tinggal Andri dan Yunus. Waktu itu Yunus yang merasa kesepian di rumah menyempatkan diri untuk pergi ke pasar malam, diisana dia melihat kakak tirinya itu tengah asyik bercanda bersama teman - temannya. ingin sekali dia menghampiri kakak tiiirinya itu, namun karena rasa takut dan menjaga rasa malu kakak tirinya niat untuk berkenalan dan mengusiir rasa sepinya itu dia urungkan.

Yunus hanya berani memperhatikan kegembiraan yang terpancar di wajah kakak tirinya itu. Terbesit tanya di hatinya, "Ya Tuhan apa salahku. Apa aku memang di ciptakan di dunia ini tidak harus memiliki saudara? Dulu aku tidak memiliki saudara, aku merasa sepi. Sekarang kau berikan aku seorang kakak, tapi dia sangat membenciku dan tak menginginkan keberadaanku. Apa salahku Tuhan? aku juga ingin merasakan kasih sayang dari seorang kakak, aku juga ingin merasakan bahagianya memiliki seorang kakak, aku juga ingin merasakan bagaimana rasanya bercanda dengan saudar. Tapi kenapa? kenapa harus kebencian yang harus kau tanamkan di dalam hatinya."

 ***

triiiing triiiing triiiiing...

Bel sekolah berdentingyang menandakan kalau jam pelajaran akan segera di mulai.

"Selamat pagi" tiba - tiba terdengar suara yang kemudian terlihat sosok seorang pria masuk ke dalam ruang kelas 2b smansa.

"Selamat pagi, pak guru" jawab para siswa hampir berbarengan, menyambut kedatangan gurunya.

"Hari ini kita kedatangan seorang teman baru, dia asal Pekanbaru. Kemari, Nak. Perkenalkan dirimu kepada teman - teman barumu.

Pemuda itu pun melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan itu. "Perkenalkan nama saya, Yunus Man. Saya asal pekanbaru. Oleh karena ibu saya menikah dengan orang sini, maka saya pun ikut beliau dan di pindahkan untuk bersekolah disini." Ucap pemuda itu memperkenalkan dirinya.

Para siswa di ruangan itu terlihat sangat senang mendapat teman baru. Apalagi teman barunya memiliki raut wajah yang bisa di bilang tidak bosan bila di pandangi, khususnya kaum hawa, bahkan ada di antara mereka yang bertanya. "Yunus, sudah punya pacar?" tanya salah seorang siswi di kelas itu.

"Saat ini saya hanya ingin fokus ke pelajaran, belum ada niat untuk pacara" jawab pemuda itu simple.

Ya, seluruh siswa dan siswi di ruangan itu menyambut kedatangan teman barunya itu dengan penuh rasa senang. Tidak dengan Andri, sedari tadi dia hanya menatap sinis, dengan tatapan yang sangat dalam dalam, Seperti seekor singa yang sedang kelaparan kemudian melihat mangsa. Dia ingin sekali menangkap serta menghabisi mangsanya itu. Sementara itu Yunus yang baru menyadari bahwa ternyata Andri juga bersekolah ditempat itu juga menatap Andri dengan tatapan penuh dengan persahabatan dan senyum yang tulus.

"Yunus, disebelah Andri ada bangku yang kosong. Kamu duduk disitu saja ya." ucap Pak Handoko sambil menunjuk kursi kosong yang berada di sebelah andri.

"Baik, Pak." jawab Yunus. sambil berjalan menuju ke kursi kosong yang di tunjuk oleh gurunya tadi.

Sementara Andri hanya terdiam, tidak berkata apa - apa, masih dengan tatapannya tadi, dia menatap Yunus yang berjalan kearahnya. Setelah Yunus sampai dan ingin duduk, Andri menggeser kursi yang ingin di duduki oleh Yunus.

Guru yang melihat kejadian itu pun akhirnya menegur Andri. "Andri, biarkan Yunus duduk disampingmu, bukannya bangku itu kosong?."

Akhirnya Yunus pun duduk dan pelajaran pun dimulai. Mata pelajaran yang di ajarkan oleh Pak Handoko dii jam itu adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Karena Pak Handoko orangnya sedikit humoris terkadang para siswa dan siswi tersenyum dan tertawa kecil, melihat tingkah/cara mengajar pak Handoko.

Tidak dengan Andri, dia hanya terdiam dan terus menatap ke arah jendela dengan tatapan kosong. Andri selalu teringat akan almarhuma ibunya, jika melihat Yunus.

Sementara itu Yunus yang melihat tidak ada catatan di bukunya Andri, kemudian mengambil dan mulai menuliskan bahasan pelajaran yang telah di ajarkan oleh Pak Handoko.

Seketika pipi Andri basah oleh air yang keluar dari matanya. Air mata itu ia biarkan bercucuran dan jatuh, Selain rasa rindunya yang teramat dalam kepada ibunya ia juga mulai sedikit merasakan ketulusan saudara tirinya itu. Ketulusan yang menganggapnya sebagai saudara.

Triiiing... triiiing.... triiiing

Bel lonceng di sekolah berbunyi, yang menandakan bahwa mata pelajaran untuk hari ini telah usai dan para siswa dan siswi sudah di perbolehkan untuk pulang.

***

Oleh karena di dorong oleh rasa kebenciannya terhadap Yunus. Setibanya dirumah, Andri langsung menyerang Yunus yang lagi beristirahat di kamarnya.

Andri mendorong kuat pintu kamar Yunus. Di dalam kamar Andri mendapati yunus yang tengah menangis menatapi poto almarhum ayahnya. Namun hal itu tidak membuka rasa iba Andri, dia terus saja memaki dan mengomeli Yunus.

"Hai, anak tidak tahu malu, belum puaskah kamu merampas kebahagiaanku? Setelah Ayahku, sekarang kau ingin merampas teman - temanku juga? Apa salahku? Kenapa kau terus saja membayangi kehidupanku?" maki Andri




Sabtu, 18 April 2015

Cerbung ~ Goresan Luka Terdalam (EPS 1)

Udara pagi yang cerah dengan sinar mentari yang hangat. mengiringi langkah seorang pemuda berseragam SMU yang terlihat sedang bergegas menuju kesekolahnya untuk menimba ilmu. Sebut saja Andri, seorang pemuda yang berusia 17tahun yang duduk di bangku kelas 2 SMU ini, lagi - lagi terlambat bangun dari tidurnya. Maklum saja Andri hanya tinggal berdua dengan neneknya. Ayahnya adalah seorang pengusaha yang memiliki banyak kesibukan. Sementara ibunya telah pergi meninggalkannya dua tahun yang lalu, saat itu usia Andri baru menginjak 15thn dan dia baru duduk di bangku kelas 3 SLTP.

Karena kesibukan dan pekerjaan Ayahnya Andri jarang sekali berada di rumah. Dia selalu keluar kota, untuk meneylesaikan pekerjaannya. Hal inilah yang membuat Andri tumbuh menjadi sosok pria yang pendiam dan keras. Dia banyak mengahabiskan waktunya berdiam diri di dalam kamar untuk bermain game, online di sosial media. Jika dia sedang chatting dengan seseorang terkadang dia lupa waktu. Hal inilah yang membuatnya selalu kesiangan.

Beruntung hari ini dia sampai kesekolah sebelum pintu gerbang ditutup. Hingga dia bisa mengikuti pelajaran hari ini

Disekolah Andri terkenal sebagai sosok yang baik, pendiam dan suka menolong teman - temannya. Selain itu Andri juga terkenal sebagai cowok yang ganteng dan banyak di kagumi oleh wanita - wanita di kelasnya.

Tidak terasa jarum jam sudah menunjukkan tepat pukul 02:00 itu tandanya para guru dan murid sudah waktunya untuk pulang.

Setiba dirumah, Andri langsung menuju ke kamarnya, menghidupkan computer untuk memulai kegiatan onlinenya. Belum lama dia menyalakan computer tiba - tiba terdengar suara mobil. Andri pun menoleh keluar, alangkah bahagianya Andri setelah melihat, suara mobil itu ternyata milik ayahnya yang baru pulang dari kota Jogjakarta. Andri pun bergegas turun untuk menyambut kedatangan ayahnya.

Ketika andri sampai di lantai utama yang tadinya dia berada di lantai dua. ayahnya juga sudah membuka pintu rumah dan masuk kedalam rumah.

"Papa... aku kangen." teriak Andri sambil berlari dan memeluk ayahnya.

"Papa juga kangen, Nak..." jawab ayahnya yang menyambut mesra pelukan anaknya itu.

Setelah beberapa menit berpelukan, datanglah si nenek dari arah dapur yang sudah menyiapkan makan untuk menyambut kedatangan anaknya itu. Ayahnya pun melepaskan pelukan anak semata wayangnya itu dan meletakkan buah tangan bawaannya yang sengaja di belinya untuk anaknya itu.

"Andry, jangan ganggu papamu, dia pasti capek. Biarkan papamu beristirahat dulu, Nak." ucap sang nenek.

"Tidak apa, Bu, aku juga ingin memperkenalkan Andri kepada ibu barunya." ucap ayahnya. pas ketika itu dari pintu rumah terlihat seorang wanita bersama dengan seorang pemuda yang jika di tafsir umur pemuda itu kurang lebih dengan Andri.

Andri yang mendengar dan melihat wanita paruh baya bersama putranya yang ingin masuk kedalam rumahnya. Tiba - tiba tersentak kaget. Terlihat di wajahnya kalau dia tidak menyukai bahkan tidak menghendaki kedatangan wanita itu kedalam rumahnya dan menjadi keluarga.

Bukannya menyambut dan berkenalan dengan wanita paruh baya yang telah resmi menjadi ibu tiri dan seorang pemuda yang telah resmi menjadi saudara kandungnya. Andri malah berbalik arah, lari menuju kamar tidurnya.

Blaakkkk....

Terdengar suara pintu kamar yang di tutup dengan sangat keras. Ayahnya yang melihat anak semata wayangnya itu pun kemudian menyusul dan menggedor pintu kamar, berharap Andri mau membuka pintu dan mau diajak untuk berkompromi.

Alhasil tidak berapa lama Papanya menggedor akhirnya pintu kamar itu pun di buka. Dari luar kamar telihat kedua anak dan ayah itu sedang bertengkar, akan tetapi akhirnya Andrii mengalah dan mau menerima kehadiran wanita itu sebagai ibu tirinya, dan pemuda yang bersama wanita paruh baya itu menjadi Adiknya.

***

Jam makan malam pun tiba. Suasana malam itupun terlihat sangat meriah dengan kegembiraan ayahnya yang baru saja menikah. Tidak dengan Andri yang sedari tadi terlihat diam dan hanya memandang makanan yang tesedia di meja, sesekali dia melirik kearah ibu tirinya yang terlihat bahagia dan kearah pemuda yang menjadi adik tirinya itu. pemuda iitu terus saja mengumbar senyum, seakan ingin bersahabat. Pemuda tersebut terlihat bahagia karena dia mendapatkan seorang kakak. Ya pemuda itu juga anak tunggal, dia juga sangat merindukan kehadiran sosok kakak atau adik untuk diajak bermain dan bercanda. Tidak dengan Andri, yang dari raut wajahnya terlihat sinis seperti seekor singa yang ingin menangkap mangsanya.

Tidak seperti biasanya. Andri yang biasa menghabiskan waktunya di kamar, kali ini sehabis makan malam dia langsung menuju ke taman yang berada tepat di belakang rumahnya, disitu terdapat sebuah kursi yang terbuat dari bahan kayu. Disitulah Andri duduk merenungi nasib dan kenyataan hidup, bahwa dia harus memiliki ibu dan saudara tiri. Andri teringat akan ibu kandungnya. "Seandainya ibu masih ada, papa pasti tidak akan menikah lagi. Dan anak yang sok imut itu pasti tidak akan menjadi adikku." gumamnya dalam hati. "Mama, mengapa begitu cepat kau meninggalkan aku, aku masih butuh mama. Aku tidak menginginkan wanita itu dan anaknya masuk kedalam keluarga kita."

"Hai, boleh saya duduk dan bergabung denganmu. Perkenalkan, namaku Yunus." tiba - tiba terdengar suara seorang pemuda menyapa dan menghentikan lamunan Andri.

Pemuda itu bermaksud untuk berkenalan dan ingin akrab dengan saudara barunya.

"Untuk apa kamu datang kesini? Aku benci kamu dan juga ibumu" bentak Andri yang kemudian berlalu meninggalkan pemuda itu.

Pemuda itu hanya diam setelah mendapat perlakuan kasar dari Andri. Dia juga tidak tahu apa salahnya hingga saudara barunya itu sangat membencinya.

Sementara Andri langsung masuk kedalam rumah menuju kamar dan mengunci kamarnya.